Senin, 14 Maret 2016

Selamat Datang
Selamat datang di halaman cibeusi gallery, halaman ini berisi gambar,video dan Artikel yang berkaitan dengan desa cibeusi, dengan adanya halaman ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anda yang ingin tau tentang desa cibeusi, selain itu dengan dibuatnya halaman ini bertujuan untuk promosi desa cibesui sebagai desa wisata di kecamatan ciater subang, karena desa cibeusi mempunyai kekayaan alam dan panorama alam yang indah. desa cibeusi mempunyai onjek wisata air terjun cibareubeuy, yang letaknya berada di pegunungan sehingga cocok bagi anda yang suka berwisata alam dan berbaur dengan alam, selain itu tempat wisata ini juga dilengkpai dengan pasilitas area camping, jadi bagi anda yang sedang mencari area camping yang tepat maka di situlah tempatnya dekat dengan alam dan air terjun yang indah. meskipun lokasinya berada di dalam hutan, anda tidak akan menemukan kesulita dalam mencari makanan, karena disana ada beberapa penjual makanan yang siap melayani anda, selain curug cibareubeuy, desa cibeusi juga mempunyai objek wisata lain yakni trail area, bagi anda yang hoby mengendarai motor trail maka disana lah tempatnya karena disana terdapat jalur khusus motor trail yang menuju ke arah cikole lembang, bisa lewat jalan sebaliknya untuk menuju desa cibeusi dari cikole lembang. penduduk desa cibeusi yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pedagang rempah-rempah hasil alam merupakan pasar yang tepat bagi anda yang suka membeli sayuran dan maupun rempah-rempah dari sini, lebih sehat murah dan bersih tentunya karena dibeli dari submernya hihi :)

Sejarah

SEJARAH DESA CIBEUSI

Pada awalnya, Desa Cibeusi yang berada di kecamatan Ciater (kecamatan pemekaran dari kecamatan Jalan Cagak),
bernama Desa Cidadap. Tetapi pada tahun 1932, masyarakat kampung Cibeusi pindah ke kampung Cidadap, maka
dibentuk suatu desa bernama Cibeusi.Desa Cibeusi dari dulu sudah merupakan area pertanian karena letak dan
udara yang menjadikan Desa Cibeusi baik bagi lahan pertanian. Menurut tokoh masyarakat yang ada,asal usul nama
dari Desa Cibeusi yaitu dikarenakan kampung Cibeusi memiliki banyak air dan batu, dalam arti air dingin dan selalu
dibutuhkan oleh semua orang, batu yang keras seperti besi.Sejak terbentuknya Desa Cibeusi dalam perjalanan secara
berurutan dipimpin oleh :

1. Bapak Ingi
2. Bapak Kasi
3. Bapak Karja
4. Bapak Rahili
5. Bapak Ahmar
6. Bapak Ahim
7. Bapak Kohin Suherman
8. Ibu Anengsih
9. Bapak Acub Andriana

Perkembangan Desa Cibeusi adalah sebagai berikut
TAHUNKEJADIAN YANG BAIKKEJADIAN YANG BURUK
1935Desa mulai dibangun
1980Pembangunan gedung bumdes
1995Rehab kantor desa
2000Rehab kantor desa
2009Rehab kantor desa
1965Pembangunan Lapangan Sepak Bola Neglasari
1985Pembangunan Gedung Sekolah Tsanawiah
1992Pembelian tanah kas desa sawah 400 Bata
2007Pembangunan TPT dari Program PPIP
2007 s/d 2009Pembukaan Jalan Wisata Curug Cibareubeuy  Program Masyarakat  sepanjang 2.350 M’
1992Juara I lomba Desa UPGK tingkat kabupaten
1994Juara II merangkai bunga  tingkat kecamatan
1982Pembangunan air bersih untuk keseejahtraan masyarakat di Dusun Neglasari
1995Terjadi longsor di wilayah Dusun II RT 09 RW 02 seluas 3002
2008 2009Pembukaan Jalan KP Peuntas sepanjang 1,5 Km Pemeliharaan dari Program BKU D/K sepanjang 450 M’ sudah di Aspal sisanya masih keadaan Tanah
2008Pembangunan Draenase KP Peuntas dusun 1 yang didanai dari Program PNPM Perkotaan
2009Pembukaan Jalan Desa Tembus Dusun antara Dusun 2 KP Cibeusi dengan Dusun 4 KP Neglasari (Program PNPM Pedesaan)
2009Pembangunan Air Bersih dari Program PAMSIMAS yang berkelanjutan sapai saat ini sudah terbentuk BPS
2010Pembukaan Jalan KP Cibereum ke Gedoy sudah diPerkeras (didanai dari Program PNPM Perdesaan)

Perekonomian

Jumlah Penduduk Desa Cibeusi adalah 2759 jiwa atau 916 KK dengan klasifikasi masyarakat mampu 28 KK (3,06%), menengah 640 KK (69,87%) dan masyarakat miskin 248 KK (27,07%).
Tanah di Desa Cibeusi sebagian besar dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan. Dari pengamatan yang kami laksanakan, potensi pertanian dan perkebunan yang paling berkembang di Desa Cibeusi cukup beragam seperti komoditi yang terkenal adalah sebagai berikut :
   Kopi
   Padi
   Sayuran (tomat, mentimun, dll)
   Pohon aren yang diolah menjadi gula aren
   Tambang pasir
   Batu kerikil
   Pengairan untuk perikanan air tawar
   Peternakan
   Obat-obatan tradisional
Dilihat dari hal tersebut masyarakat Desa Cibeusi sudah cukup memahami lahan-lahan yang bisa dijadikan potensi untuk kelangsungan hidup mereka. Mereka sama-sama membangun Desa Cibeusi sehingga tidak ada yang saling menonjolkan diri. Dalam kelangsungan hidup sehari-hari, sudah menjadi kewajiban untuk saling membantu satu sama lain.
Jika dilihat dari Perekonomian masyarakat Desa Cibeusi secara menyeluruh permasalahan yang ada adalah mengenai perolehan modal untuk berusaha, hal tersebut dikarenakan untuk meminjam uang untuk modal diperlukan jaminan dalam arti masyarakat harus memiliki agunan, dan dana KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang berupa sertifikat tanah atau surat-surat kendaraan bermotor untuk mendapatkan pinjaman modal tersebut. Oleh karena itu modal usaha mereka biasanya mereka dapat dari pinjam ke tetangga atau saudara mereka (mereka menyebutnya tutup lubang gali lubang) untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Dalam bidang pertanian, hama seperti hama wereng coklat, tikus, dan burung hitam sering menggangu pertanian warga yang berdampak pada hasil panen dari padi.
Beberapa program pemerintah yang turut serta membantu kesejahteraan masyarakat Desa Cibeusi adalah sebagai berikut :
BLT (Bantuan Langsung Tunai)
RASKIN (Beras Miskin)
PKH (Program Keluarga Harapan)
PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan)
Konversi Gas
PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat)
Bank Keliling

Bidang Pertanian
Desa Cibeusi memiliki potensi yang sangat besar di bidang pertanian. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan mayoritas masyarakatnya yaitu bertani. Keadaan tanahnya yang subur dan luas merupakan faktor penunjang Desa Cibeusi sebagai desa yang kaya akan bahan pangan, maka tidak heran jika menghasilkan pertanian yang sangat unggul. Pada umunya di desa ini tidak ada warga yang tidak memiliki pekerjaan, semua memanfaatkan sumber daya alam yang ada didaerah sekitar mereka. Panen padi di Desa Cibeusi biasanya terjadi 2 tahun sekali untuk padi yang menggunakan alat, sedangkan untuk panen padi secara manual dibutuhkan waktu 3 tahun sekali. Setelah panen, padi digiling di penggilingan yang ada di Desa Cibeusi, dengan biaya Rp.400,- per kilogram. Hasil pertanian mereka tidak tentu, tergantung dari baik atau tidak nya hasil tani (padi), karena banyak hama yang menyerang. Seringkali mereka gagal panen karena hama yang menjadi salah satu kendala sulit sekali dihilangkan. Seperti pada tahun 2010, Masyarakat Cibeusi mengalami 2 kali gagal panen karena hama wereng coklat yang sulit sekali dihilangkan. Akibatnya para petani di Desa Cbeusi mengalami kerugian yang cukup besar. Dan pada awal tahun 2011 ini sawah mereka seringkali di serang hama burung hitam yang datang ratusan menyerang sawah mereka. Disamping itu terdapat hama tikus yang juga menjadi kendala yang menggangu pertanian mereka. Sejak saat itu para petani mulai mencari cara untuk bisa menanggulangi permasalahan hama tersebut, mereka menggunakan jaring untuk menangkap burung hitam, dan menggunakan kicir untuk mengusir burung hitam tersebut dan hama lainnya. Hasil pertanian tersebut biasanya mereka jual ke Bandar atau tengkulak, dan dari Bandar tersebut dijual ke pasar Cibitung ataupun pasar Cagak.


Bidang Perdagangan
Sektor perdagangan di Desa Cibeusi dapat dikatakan sangat beragam, namun di dominasi oleh produksi hasil perkebunan seperti gula aren, tomat, mentimun, kopi, kacang panjang, kol, cabe rawit, kapal domba, dan juga sayuran lainnya. biasanya hasil kebun tersebut dijual langsung ke pasar cagak, namun ada pula yang dijual terlebih dahulu ke tengkulak atau bandar lalu oleh dijual kembali ke pasar cibitung tentunya dengan harga yang berbeda, seperti contohnya gula aren.











Bidang Home Industri

Oleh-oleh khas dari Desa Cibeusi salah satunya adalah dapros. Tidak sedikit dari masyarakat Desa Cibeusi yang berpenghasilan dari penjualan dapros. Pembuatan dapros membutuhkan adalah sekitar 2 liter/hari dengan biaya sekitar 25.000 rupiah yang kemudian dijual 150 rupiah per dapros. Dari 1 liter dapat menghasilkan 70 buah dapros besar atau 100 dapros yang berukuran kecil. Modal dan bahan dasar untuk membuat dapros adalah beras, Gubug yang digiling, Aci / Tapioka, Bumbu, Gas, Minyak. Dapros biasanya dijual 1 plastiknya 20 buah Dapros dengan harga Rp.3000. Pemasaran Dapros yang dibuat oleh masyarakat Desa Cibeusi biasannya dipasarkan di pasar cagak, ataupun dititipkan di toko di daerah Lembang, namun lebih banyak konsumen yang secara langsung memesan kepada warga Desa Cibeusi pembuat dapros. Permasalahan Kendala dalam membuat dapros ini memang didasarkan pada modal yang tidak cukup besar, oleh karena itu pembuat dapros mendapatkan omset besar dari menjual jasa untuk membuat dapros daripada dibandingkan menggunakan modal sendiri secara langsung. Untuk bahan-bahan dan modal didapat dari konsumen yang memesan. Kendala lainnya adalah pemasarannya yang baru hanya mencapai pasar cagak dan sekitarnya.

Pendidikan

Pendidikan Formal

PAUD Pusat TPK Mekar Sari
PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini)  ini terletak di Dusun Pengkolan. PAUD ini didirikan pada tahun 2006. Namun, pada tahun 2006 PAUD tersebut masih nomaden atau berpindah-pindah tempat karena tidak adanya bantuan. Kemudian, pada tahun 2009 PAUD mendapatkan dana dari Bank Dunia yaitu Dana LOAN.
Pada saat ini jumlah murid yang terdapat di PAUD tersebut adalah 32 anak yang dimana dibagi menjadi dua kelas, yaitu 0 kecil dan 0 besar. Pada kelas 0 kecil terdapat 8 anak dan pada kelas 0 besar terdapat 24 anak.
Kegiatan belajar mengajar pada PAUD tersebut dimulai pada pukul 08.00-10.00. mata pelajaran pada PAUD tersebut biasanya diberi tema tertentu setiap bulannya. Tema tersebut  diberikan dengan tujuan agar anak-anak tersebut lebih mudah memahami pelajaran-pelajarn yang ada seperti menghitung (kognitif), bahasa, seni, social emotional, agama dan fisik (olahraga).
PAUD ini memiliki peranan penting dalam mendidik anak-anak usia dini yang ada di desa ini, karena PAUD ini membantu untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak-anak. Namun, masih terdapat hambatan yang dihadapi oleh PAUD tersebut, misalnya kurangnya keterampilan guru dalam mengajar anak-anak PAUD. Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan pengajar yang bukan berbasis pendidikan guru.

TK Neglasari

TK Neglasari berada di bawah naungan Kepala Sekolah SDN Neglasari yaitu H. Maman Suratman, S.Pd. Namun, Bapak Maman memberikan tanggung jawab kepada Ibu Epon N yang juga merangkap sebagai guru SDN Neglasari sebagai penanggung jawab TK tersebut.
Jumlah murid yang ada di TK ini adalah 30 anak yang mana dibagi menjadi dua kelas yaitu TK A dan TK B. Usia anak-anak pada TK A berkisar antara 4-5 tahun, sedangkan pada TK B berkisar 5-6 tahun. Uang bayaran SPP TK ini setiap bulannya sebesar Rp 12.500,-.  Guru yang terdapat pada TK ini yaitu dua orang.
Kegiatan belajar mengajar pada TK ini dimulai pada pukul 07.30-10.00. Mata pelajaran yang diberikan kepada anak-anak tersebut sama dengan mata pelajaran pada TK biasanya, seperti menggambar, menhitung, membaca, olahraga dan agama. Selain kegiatan mengajar, setiap bulannya TK ini mengadakan kunjungan-kunjungan ke tempat-tempat yang menarik, seperti jalan-jalan ke Sari Ater Resort.
TK ini memiliki prestasi-prestasi, diantaranya Juara MTQ, Qosidah dan masih banyak lagi. Dengan adanya prestasi-prestasi tersebut menunjukkan bahwa anak-anak TK Neglasari mempunyai potensi sebagai calon SDM yang berkualitas. Namun, masih terdapat hambatan yang dihadapi seperti kurangnya murid dan tingkat pendidikan staf pengajar lulusan SMA paket C atau lulusan SMP. Oleh karena itu, proses mengajar kurang maksimal.

SDN Marga Asih

SDN Marga Asih terletak di Dusun Pengkolan. SD ini dipimpin oleh Daung Sahrum yang menjabat sebagai Kepala Sekolah dari tahun 1994-sekarang. Beliau juga sekaligus memegang mata pelajaran bahasa Sunda.  SD ini didirikan pada tahun 1983 tetapi belum memiliki bangunan yang tetap. Akhirnya sampai pada tahun 1990 SD ini memiliki bangunan sendiri.
Jumlah murid yang terdapat di SDN Marga Asih ini adalah 180 anak. Jumlah guru adalah 11 orang yang terdiri dari 5 guru PNS dan 5 guru honorer ditambah 1 orang penjaga sekolah. Setiap tahun ajaran barunya SDN Marga Asih menerima sekitar 30-40 murid baru. Kegiatan belajar mengajar di SDN Marga Asih berlangsung mulai dari jam 7.30-12.30 setiap harinya (Senin-Sabtu). Mata pelajaran wajib yang diberikan dalam kurikulum di SDN Marga Asih antara lain matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS, PKN, agama, bahasa sunda, bahasa inggris (yang baru diadakan dari mulai kelas 3 sampai dengan kelas 6), dan SBK (Seni Budaya Keterampilan). Sedangkan ekstrakurikuler yang terdapat di SDN Marga Asih antara lain olah raga, pramuka, dan pencak silat (setiap hari Jumat). Walaupun di sekolah ini terdapat mata pelajaran Seni Budaya Keterampilan, namun sayangnya di sekolah ini tidak terdapat guru seni yang berbasis pendidikan seni.
Tenaga pengajar atau guru bahasa inggris yang terdapat di SDN Marga Asih masih merupakan guru honorer. Sedangkan latar belakang pendidikan guru di SDN Marga Asih kebanyakan lulusan D2.
Biaya sekolah murid-murid di SDN Marga Asih tidak dipungut iuran wajib (SPP) karena telah mendapat dana bantuan dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Masalah-masalah yang masih dialami oleh SDN Marga Asih sampai sekarang ini antara lain belum memadainya fasilitas ruangan perpustakaan yang ada, karena ruangan perpustakaan yang dimiliki oleh SDN Marga Asih sekarang ini masih kecil dan tidak sebanding dengan jumlah buku dan jumlah murid yang ada. Selain itu alat peraga yang mendukung mata pelajaran seperti alat peraga IPA dan IPS belum mencukupi. Kendala terbesar yang dihadapi oleh SDN Marga Asih adalah pembangunan sekolah yang tidak dibantu oleh masyarakat secara financial atau sulitnya meminta dana dari masyarakat. Namun bila meminta bentuan tenaga secara fisik untuk pembangunan sekolah maka masyarakat setempat bersedia membantu.

SDN Neglasari

SDN Neglasari terletak di Dusun Neglasari. SDN ini telah berdiri sejak tahun 1967. SDN ini merupakan salah satu SDN favorit di desa Cibeusi. Saat ini Sekolah ini dipimpin oleh kepala sekolah H. Maman Suratman, S.Pd. SDN ini memiliki jumlah siswa sebanyak 121 anak, dengan staf pengajar yang berjumlah 10 orang guru ditambah dengan 1 orang penjaga sekolah. Staf pengajar yang terdapat di SDN ini terdiri dari 6 PNS termasuk kepala sekolah dan juga 5 orang sukwan (sukarelawan). Rata-rata staf pengajar yang ada di SDN ini kebanyakan dari lulusan S1 dan D2.
Waktu kegiatan belajar mengajar di SDN Neglasari ini berlangsung seperti SDN pada umumnya, yaitu hari senin – kamis dan sabtu kegiatan belajar mengajar berlangsung dari jam 07.15 – 12.10. pada hari jumat, kegiatan belajar mengajar berlangsung dari jam 07.15 – 11.00. untuk kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka dan kesenian (tario, angklung, celempung, rebana) dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar selesai.
Salah satu usaha pengembangan potensi yang sedang dikembangkan oleh SDN Neglasari ini adalah renovasi dan pembangunan sarana perpustakaan juga koperasi siswa. Sarana-sarana ini dibuat untuk membantu kemudahan siswa dalam mencari informasi-informasi.
Dengan kegiatan ekstrakurikuler dan mata pelajaran yang beraneka ragam, sekolah ini memiliki banyak prestasi yang diraih oleh murid-muridnya. Baru-baru ini SDN Neglasari meraih juara 1 se-Kecamatan Ciater dalam lomba Pildacil. Kemudian SDN ini juga meraih juara harapan 1 se-Kabupaten Subang dalam lomba Cerdas Cermat, juara 3 se-Kecamatan Ciater dalam lomba Qosidah, juara 2 se-Kecamatan Ciater dalam lomba kaligrafi, juara 3 se-Kecamatan Ciater dalam lomba MTQ, dan juara lainnya masih banyak lagi.
Untuk biaya sekolah, sekolah ini ditanggung oleh dana BOS, sehingga siswa tidak dipungut biaya SPP dan juga mendapatkan buku gratis. Selain dana BOS sekolah ini juga mendapatkan bantuan berupa buku sebanyak 2400 judul dari USAID dengan tujuan untuk membantu anak-anak kelas 1 – 3, dan DAK yang juga merupakan bantuan dari pemerintah.
Lulusan dari SDN Neglasari ini rata-rata langsung melanjutkan pendidikannya ke MTS Neglasari dan juga SMP yang terdapat didaerah Palasari. Namun masih banyak terdapat kendala yang dialami oleh para siswa dalam melanjutkan pendidikannya, seperti kurangnya dukungan dari orangtua. maka dari itu, staf pengajar yang ada di SDN Neglasari ini memiliki inisiatif untuk mendaftarkan murid-muridnya ke MTS Neglasari.
Permasalahan utama pendidikan yang dialami oleh SDN Neglasari ini kebanyakan dipicu dari sikap orangtua yang masih mementingkan masalah ekonomi keluarga, sehingga melibatkan anak dalam urusan pekerjaan. Contohnya yaitu menyuruh anaknya untuk menjual jasa penyewaan payung dan tikar di lokasi wisata seperti di sari ater dan ciater spa resort. Selain itu permasalahan juga datang dari dana BOS yang sering datang terlambat sehingga menghambat kegiatan belajar mengajar.  Kurangnya kesadaran swadaya masyarakat juga menjadi salah satu kendala yang mempengaruhi keberlangsungan SDN Neglasari.

MTS Al-Ikhlas

MTS Al-Ikhlas terletak di Dusun Neglasari disebelah SDN Neglasari. MTS ini merupakan satu-satunya MTS yang ada di Desa Cibeusi. MTS ini telah berdiri sejak tahun 1985. Saat ini MTS ini dipimpin oleh Kepala Sekolah N. Nurhayati, S. Ag. MTS ini memiliki siswa sebanyak 228 murid, dengan staff pengajar sebanyak 21 orang yang terdiri dari 2 PNS (Kepsek dan Wakasek), 17 sukuan (honorer), dan 2 Komite.
Waktu kegiatan belajar mengajar di MTS Al-Ikhlas ini pada hari senin – sabtu dimulai pada pukul 07.15 – 13.00 dimana setiap hari seninnya meliputi kegiatan pidato dan keagamaan. Kemudian pada hari jumat pukul 11.00 para siswa melakukan solat jumat, sedangkan para siswi melakukan kegiatan keputrian / BTQ (Baca Tulis Quran). Selain kegiatan belajar mengajar, murid-murid MTS Al-Ikhlas juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti pramuka dan kesenian sunda (angklung, rebana, marawis, degung, dan organ).
Mata Pelajaran yang ada di MTS Al-Ikhlas ini hamper sama seperti sekolah SMP pada umumnya, tetapi mata pelajaran agama yang paling dikhususkan. Contohnya seperti mata pelajaran Fiqih, Aqidah, SKI, Quran dan Hadist, dan bahasa arab.
Lulusan dari MTS Al-Ikhlas ini kebanyakan melanjutkan pendidikannya ke SMK Palasari, karena adanya kerjasama dari MTS Al-Ikhlas dan SMK Palasari. Namun, ada beberapa kendala yang mempengaruhi siswa/I dalam melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi seperti faktor lingkungan dimana lingkungan tempat tinggal cukup dekat dengan adanya tempat wisata. Hal ini mempengaruhi pola pikir orang tua untuk lebih memilih anaknya untuk bekerja mencari uang daripada melanjutkan sekolahnya.

Keagamaan

Desa Cibeusi dulu terkenal dengan sebutan Negara Beling dikarenakan banyak santet dan ritual-ritual antara Desa Cibeusi dan Desa Cibitung yang tidak dapat dipisahkan. Cibeusi juga terkenal sebagai tempat pemujaan dan masih banyak masyarakat yang percaya dengan Animisme. Daerah ini juga merupakan daerah misionaris Kristen yang kental dalam misi pengkristenisasian.
Awal sejarahnya berawal pada masa jabatan Presiden Soeharto, banyak pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI) di Desa Cibeusi ini. Lalu salah satu anak buah Presiden Soeharto yang diberikan tugas untuk membunuh pengikut PKI yaitu Letnan Lahe melakukan eksekusi di daerah Desa Cibeusi dan Desa Cibitung. Letnan Lahe adalah seorang aktivis gereja dan membawa misi untuk mengkristenisasikan Desa Cibeusi dan Desa Cibitung. Letnan Lahe akhirnya mulai menyebarkan agama Kristen kepada masyarakat di Desa Cibeusi agar selamat dan terhindar dari serangan yang diperintahkan Presiden Soeharto. Orang pertama yang menjadi pengikut Kristen bernama Sahwar, berasal dari Dusun Neglasari. Akhirnya banyak masyarakat yang mengubah agamanya menjadi Kristen karena takut dan dianggap bisa menyelamatkan diri mereka, namun masih tetap ada yang menganut agama Islam. Seiring dengan pembangunan gereja-gereja sebagai tempat beribadah umat Kristiani, ada beberapa masyarakat termasuk lurah pertama di Desa Cibeusi ini tidak menginginkan adanya gereja di Desa Cibeusi karena lurahnya mengerti tentang Islam. Akhirnya pembangunan gereja pun yang didirikan secara ilegal pun batal dan dirobohkan kembali.
Pada tahun 1965, Islam hanya sebatas pengakuan saja sedangkan penyebarannya belum luas karena terkendala dengan beberapa orang yang sudah terdogma sebagai penganut Kristiani serta tingginya kepercayaan dengan Animisme. Para penganut Kristiani ini menjadi penyuplai dari segi keuangan terbesar di Desa Cibeusi, namun karena merasa perkembangan Islam semakin meluas, penganut Kristiani pun berpindah ke Desa Cibitung dan masyarakat Desa Cibeusi seluruhnya menganut agama Islam.
Perkembangan Agama Islam
Agama Islam awalnya dibawa ke Desa Cibeusi oleh Raja Puspadiwangsa dari Kerajaan Majapahit. Beliau membawa Islam dengan cara mengkhitankan masyarakat Desa Cibeusi. Penyebaran agama Islam ini belum meluas dikarenakan masih ada masyarakat yang takut untuk menganut agama Islam. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan penyebaran agama Islam melalui alat musik yang bernama Gemiyung. Gemiyung masuk ke Desa Cibeusi sekitar tahun 1980 untuk berdakwah dan bertujuan untuk meng-Islamkan tatar sunda. Setelah Raja Puspadiwangsa wafat, penyebaran agama Islam dilanjutkan oleh Haji Anwar.
Pada tahun 1985, didirikan sekolah berbasis agama Islam Tsanawiyah yang dahulu lokasi Tsanawiyah tersebut digunakan dalam upacara Ruwatan Bumi. Para pengajarnya masih didatangkan dari luar Desa Cibeusi karena terkendala pengajar yang mengerti tentang agama Islam. Akhirnya masyarakat bekerja sama dengan Lembaga Keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama dalam penyebaran agama Islam melalui ceramah keagamaan. Masyarakat masih takut untuk mengikuti ajaran Islam sepenuhnya sehingga terkadang ada masyarakat yang tetap pergi ke gereja. Tiga tahun pertama setelah Tsanawiyah didirikan, yang paling utama diajarkan adalah membaca Al-Qur’an dan berlatih menulis ayat Al-Qur’an. Pada tahun 1990, mulai banyak pengajar di Tsanawiyah yang berasal masyarakat Desa Cibeusi.
Salah satu yayasan yang turut membantu penyebaran agama Islam di Desa Cibeusi adalah Yayasan Islam Asy-Syifa. Desa Cibeusi mendapatkan bantuan dalam pembangunan masjid dibeberapa dusun. Selain itu juga mulai dibentuk DKM yang dikelola oleh Badan Kontak Majelis dan Masjid (BKMM) yang diketuai oleh Ibu Icih.
Sekarang ini, perkembangan Islam sangat pesat. Pengajian rutin setiap minggu selalu diadakan di setiap RW atau dusunnya. Setiap sebulan sekali juga diadakan pengajian desa yang lokasinya di musyawarahkan terlebih dahulu. Biasanya pengajian ini diadakan oleh ibu-ibu namun tidak jarang pengajian untuk bapak-bapak dan remajanya. Selain itu, terdapat grup Qasidah yang biasanya ditampilkan saat acara keagamaan atau hajatan yang dikelola oleh Pak Amil.

Kesenian

Gong Renteng
Gong Renteng merupakan alat musik Gong yang berruntun, yang terdiri dari 24 Gong, dari gong kecil sampai gong yang berukuran besar. Gong renteng ini dimainkan oleh 7 (tujuh) orang pemain, yang masing-masing memegang satu stel gong.
Adanya Gong Renteng di Desa Cibeusi ini sejak jaman kerajaan Mataram. Gong Renteng dibawa oleh Nenek Moyang Bapak Karso pada saat pemerintahan Kepala Desa Cibeusi yang dipimpin oleh Eyang Kasi yang merupakan Kepala Desa ke-2 Desa Cibeusi. Gong Renteng didatangkan langsung dari Jawa Tengah dari Mataram. Gong Renteng merupakan pusaka Desa Cibeusi khususnya di Dusun Neglasari. Gong Renteng sendiri sampai sekarang sudah hampir 9 turunan sampai ke Bapak Karso. Sebelum diwariskan kepada Bapak Karso, Gong Renteng ini digunakan  untuk merayakan pernikahan anak perempuan dari Eyang Kasi. Tetapi karena terkendala transportasi, maka Gong Renteng yang semula akan dimainkan pada saat pernikahan anak dari Eyang Kasi tidak jadi dimainkan. Akibat keterlambatan tersebut, maka Gong Renteng sampai sekarang tidak pernah dimainkan saat pernikahan anak perempuan dan hanya dimainkan pada saat acara khitanan anak laki-laki dari keturunan Eyang Kasi.
Dahulu pementasan Gong Renteng sendiri hanya pada saat hajatan anak laki-laki dari keturunan nenek moyang Bapak Karso, tetapi sekarang Gong Renteng sudah biasa dimainkan pada saat acara khitanan, walaupun anak laki-laki tersebut bukan keturunan dari nenek moyang Bapak Karso.
Adapun lagu yang dimainkan pada saat pementasan Gong Renteng hanya ada 9 (Sembilan) lagu, dimana 7 (tujuh) lagu dari ke Sembilan lagu tersebut merupakan lagu wajib. Tujuh lagu tersebut adalah Mapag, Badaya, Dengkle, Rincong, Rincang, Aming dan Sulanjana.


Sisingaan
Sisingaan merupakan kesenian tradisional dari Kota Subang. Sisingaan itu sendiri adalah budaya kesenian tradisional yang terdiri dari rangkaian acara pencak silat yang diiringi musik gamelan  dan dilanjutkan dengan arak-arakan. Arak-arakan dilakukan dengan menaiki tandu boneka singa yang ditumpangi oleh anak-anak  yang dikhitan ataupun tamu-tamu yang diistimewakan. Tandu boneka singa yang digunakan untuk arak-arakan diharuskan untuk berjumlah genap dan tidak diperbolehkan untuk berjumlah ganjil dengan alasan pamali.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi pencak silat adalah kendang, bonang dan kecrek. Musik gamelan yang dilantunkan diiringi juga oleh nyanyian seorang sinden atau yang umum dikenal di Desa Cibeusi dengan nama juru kawih.lagu-lagu yang dilantunkan saat pentas adalah lagu-lagu khusus yang wajib dilantunkan setiap pementasan. Lagu-lagu khusus yang dilantunkan di antaranya adalah kembang gadun, buah kaum, dan kembang bereum.
Saat ini, budaya kesenian sisingaan di desa Cibeusi dikelola oleh Ibu Titi dengan nama kelompok sisingaan Giri Mekar Saluyu. Awalnya, budaya kesenian sisingaan ini memasuki desa Cibeusi dibawa oleh bapak dari ibu Titi yang berasal dari Subang. Anggota kelompok yang dikelola oleh Ibu Titi berasal dari warga sekitar Desa Cibeusi yang beberapa orang merupakan anggota keluarga dari Ibu Titi. Lamanya kesenian yang dikelola oleh Ibu Titi ini membuat pengalaman anggota kesenian ini menjadi semakin profesional, sehingga latihan yang dilakukan untuk pentas tidak dilakukan secara rutin tetapi dilakukan hanya satu kali sebelum tampil apabila ada undangan untuk melakukan pentas
Pementasan yang pernah dilakukan oleh kelompok sisingaan yang dikelola oleh Ibu Titi ini tidak hanya dipenaskan Desa Cibeusi saja, tetapi ke desa-desa tetanga bahkan ke Jakarta, Banten, Bandung dan daerah-daerah lainya.

Celempung
Celempung merupakan alat musik tradisional yang khas dari Desa Cibeusi yang ada di Dusun I Peuntas. Alat musik Celempung ini dahulu hanya dimainkan oleh perseorangan saja, dan biasanya dimainkan saat sedang di sawah. Celempung terbuat dari bambu yang di set sesuai nada.
Awalnya Celempung hanya ada satu jenis saja, tetapi oleh Bapak Entoy dimodifikasi sehingga ada beberapa alat seperti Gendang, Kosrek, Gong, Kecrek, Kokol 1, Kokol 2 serta Kokol 3. Bapak Entoy sendiri mengatakan bahwa adanya modifikasi atau variasi dari alat musik Celempung berawal dari perkumpulan anggota Karang Taruna di RW 01 Dusun Peuntas yang memiliki ide untuk memecah Celempung menjadi beberapa jenis alat seperti yang disebutkan diatas.
Setelah Bapak Entoy mendirikan kelompok musik yang beranggotakan pemuda karang taruna, pada awalnya kesenian musik celempung ini dimainkan oleh orang dewasa. Tetapi sekitar 1-3 tahun lalu Bapak Entoy mendidik anak-anak di dusun peuntas desa cibeusi yang bertujuan untuk melestarikan kesenian budaya celempung yang khas dari desa cibeusi.
Pada awalnya kesenian Celempung ini hanya dikenal oleh warga Desa Cibeusi dan sekitarnya saja. Namun setelah Bapak Entoy mengelola dan mendidik anak-anak Desa Cibeusi untuk memainkan alat musik Celempung, maka hal ini menarik perhatian orang banyak, sehingga hal ini menarik perhatian beberapa media massa untuk memperkenalkan Celempung ke masyarakat luas.
Belakangan ini Celempung sering dimainkan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Selain itu, Celempung juga sering dimaikan pada acara-acara besar seperti Ulang Tahun Desa (Rautan Bumi), hajatan ataupun acara lainnya yang ada di Desa Cibeusi.



Ruwatan Bumi
Adat yang masih rutin dilaksanakan Desa Cibeusi adalah Ruwatan Bumi. Ruwatan Bumi merupakan ungkapan syukur atas hasil yang diperoleh dari bumi, pengharapan setahun ke depan, penghormatan kepada leluhur dan meminta di jauhi dari bencana. Ruat dalam bahasa Sunda berarti mengumpulkan dan merawat. Yang dikumpulkan dan dirawat adalah masyarakat dan hasil buminya.
Dalam tradisi Ruwatan Bumi, padi memiliki tempat istimewa. Padi atau beras dalam keyakinan masyarakat setempat, tidak hanya sebagai bahan pangan. Padi diyakini bermula dari aktivitas Dewa-Dewi sehingga bersifat sakral dan segala proses menghasilkannya dipandang suci.
Upacara Ruwatan Bumi di Desa Cibeusi terhitung paling tua dibandingkan dengan kampong atau desa lain. Menurut Eming, kuncen di Kampung Peuntas, Desa Cibeusi, perayaan tahun ini merupakan yang ke-483 karena berdasarkan cerita turun-temurun dari leluhur, hajat bumi telah dilaksanakan di Desa Cibeusi sejak tahun 1527 Masehi.
Prosesi hajat bumi berlangsung lebih dari sebulan, mulai dari dadaheut (perencanaan) hingga pentas hiburan sebagai puncak acara. Diawali dengan pentas seni gemiyung pada malam menjelang hari pelaksanaan, prosesi dilanjutkan dengan ritual potong padi, numbal dan menyimpan sesaji, selamatan, arak-arakan, dan berziarah ke makam leluhur sejak pagi hingga siang.
Ruwatan Bumi melakukan ritual dengan memotong kepala kambing, sapi atau domba lalu di kafankan dan dikubur di tempat-tempat yang oleh masyarakat dianggap sakral sebagai penjuru desa. Namun karena perkembangan agama Islam, salah satu tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat tersebut sekarang sudah didirikan sekolah Tsanawiyah.
Ruwatan Bumi hingga sekarang masih di pimpin oleh seorang kuncen dan dilaksanakan setiap bulan Muharam. Perayaan Ruwatan Bumi ini masih dijalankan oleh para sesepuh yang masih mempertahankan adat, sedangkan para pemudanya lebih antusias untuk mengikuti acara hiburannya saja.

Gemyung
Gemyung merupakan salah satu alat musik yang membantu menyebarkan agama Islam di Desa Cibeusi. Alat musik ini biasa lebih dikenal dengan sebutan Terbang. Alat musik ini awalnya berasal dari Cirebon, putra Prabu Siliwangi yang bernama Puspadiwangsa berguru ke pesantren di Cirebon lalu melestarikan kesenian Gemiyung di Desa Cibeusi. Gemyung berasal dari ajaran wali songo.
Lagu-lagu Gemyung sangat khusus dan sakral. Biasanya liriknya berisikan puji-pujian kepada Allah SWT dan sebelum pementasan selalu diadakan ritual berupa sesajen yang bertujuan untuk penghormatan kepada leluhur. Hanya sesepuh yang boleh memainkan alat musik gemyung ini dan sampai saat ini belum diturunkan ke generasi berikutnya sehingga tidak pernah melakukan latihan rutin. Saat ini, alat musik Gemyung dikelola oleh Pak Lili.

Kepemudaan

Karang Taruna
Berpijak pada gagasan membentuk karang taruna sebagai alternatif, membuat pola pembangunan pedesaan dengan melalui pemberdayaan karang taruna. Maka pada hakekatnya karang taruna sudah memenuhi persyaratan untuk dapat dikembangkan sebagai infra struktur sosial di pedesaan.
Sebagai infra struktur sosial, maka seharusnya posisi karang taruna dapat dianggap sebagai partner pemerintah untuk mengembangkan pembangunan pedesaan. Infra struktur sosial mempunyai misi membawakan aspirasi masyarakat untuk menyuarakan pembangunan pedesaan. Suara pembangunan pedesaan akan semakin berjalan baik manakala peranan pemerintah dan karang taruna sebagai infra struktur sosial saling  berjalan beriringan.
Profesionalisme karang taruna sangat dituntut sebagai organisasi infra struktur sosial karena peranan dan fungsinya sebagai pelayan pembangunan dianggap sangat strategis. Akan tetapi masih kita ketahui bahwa masih banyak kondisi karang taruna yang belum memenuhi persyaratan profesional.
Sebagai salah satu contoh, pada kualitas karang taruna Desa Cibeusi pada saat ini sebagian besar pada klasifikasi karang taruna yang tidak berjalan ataupun berjalan ditempat. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan ekonomi yang mendesak, banyak pemuda Desa Cibeusi yang memiliki pekerjaan di luar desanya maupun pekerjaan yang menyita waktunya sehingga tidak ada waktu yang tepat untuk diluangkan demi pertemuan pemuda/karang taruna guna membahas permasalahan desa. Sebenarnya ada waktu yang tepat untuk mengadakan pertemuan para pemuda Desa Cibeusi, yaitu pada setiap hari Rabu, Jumat, dan Minggu pukul 16.00 – 18.00, yaitu pada saat pemuda melakukan olahraga sepakbola bersama di wilayah Neglasari. Sebenarnya pemuda Desa Cibeusi bisa melakukan pertemuan di salah satu waktu yang bisa diluangkan pada saat bermain sepak bola bersama. Akan tetapi tidak adanya kesadaran dari pemuda desa akan pentingnya peranan karang taruna dalam membantu proses pembangunan desa. Maka karang taruna di Desa Cibeusi ini tidak berjalan sebagai mana mestinya.
Oleh karena itu Pemerintah Daerah Dispenduk di dalam fungsinya sebagai pembina teknis utama dan dinas/instansi lain sebagai pembina teknis, mempunyai kawajiban untuk meningkatkan secara terus menerus kualitas karang taruna. Upaya peningkatan kualitas karang taruna harus diimbangi oleh karang taruna dalam memotivasi untuk mengembangkan peranan dan fungsinya secara optimal agar tercapai desa karang taruna. Adapun langkah yang harus ditempuh antara lain :
Penataan Management Organisasi sebagai langkah nyata untuk menjawab tantangan persoalan organisasi. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
i.      Konsolidasi Organisasi;
ii.      Tatanan/mekanisme organisasi yang terarah pada pengembangan pokja-pokja;
iii.      Peningkatan koordinasi dan komunikasi;
iv.      Penataan administrasi yang lebih tertib.
Ruang lingkup penataan management proses organisasi karang taruna hendaklah berjalan searah dengan pembangunan pedesaan, dimana tiap-tiap desa akan mempunyai karakter-karakter yang berbeda. Dengan demikian warna dan corak penataan management karang taruna akan berbeda satu sama lainnya.
Menumbuhkan Dan Mengembangkan Kader Profesional Karang Taruna.
Karang taruna sebagai organisasi kepemudaan yang mempunyai fungsi pelayanan. Oleh sebab itu, karang taruna mampu berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembangunan pedesaan.
Kondisi sosial yang diharapkan karang taruna mampu berfungsi sebagai perencana dan sekaligus sebagai pelaksana pembangunan pedesaan. Namun demikian didalam kenyataannya memang masih di jumpai banyak kendala dan tantangan yang dihadapi karang taruna yang antara lain :
a)         Kegiatan karang taruna yang masih bersifat rekreatif dan hanya sekedar     pengisi waktu luang;
b)         Kurangnya kader profesional;
c)         Kurang tanggapnya sikap masyarakat terhadap pengembangan kualitas Karang Taruna;
d)        Keraguan Pemerintah Desa terrhadap potensi karang taruna sehingga sedikit diberi peluang pada peran pembangunan.
Semua kendala-kendala yang disebut diatas, memang merupakan tantangan bagi eksistensi karang taruna. Oleh sebab itu maka pembenahan diri karang taruna, khususnya pada anggotanya dituntut untuk selalu meningkatkan kadar kualitas diberbagai bidang didalam menghadapi kondisi sosial/yang berkembang.
Upaya yang paling tepat yang harus dilaksanakan karang taruna adalah menyesuaikan program-programnya sesuai dengan bentuk dan warna program pembangunan pedesaan. Gambaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Desa dan LP3M, hendaknya tercermin juga pada program karang taruna. Oleh sebab itu, diharapkan karang taruna aktif ke dalam proses perencanaan dan proses pelaksanaan pembangunan desa. Indikasi keterlibatan karang taruna dalam proses pembangunan menuju desa karang taruna akan terlihat demi kegiatan-kegiatan pokok kerja yang dibentuk dan dikembangkan berdasarkan pada kepentingan-kepentingan pembangunan. Semakin luas pokja yang dikembangkan semakin menunjukan karang taruna berperan aktif di dalam pembangunan.
Demikian gambaran tentang upaya strategis yang dilaksanakan karang taruna pada pemberdayaan SDA & SDM dalam menuju desa karang taruna di Desa Cibeusi.